Minggu, 29 Mei 2011

Indonesia Harus Kalah dari Denmark di Semi Final

QINGDAO - Indonesia kembali gagal menembus partai final Piala Sudirman. Asa tim Merah Putih tertahan di semifinal setelah dikalahkan Denmark 1-3 di Qingdao Sports Center Gymnasium, Qingdao, Tiongkok, tadi malam (28/5).

Bagi Indonesia, kegagalan menembus partai puncak kali ini adalah kali kelima setelah hal yang sama terjadi pada 1997, 1999, 2003, dan 2009. Di edisi lainnya, sejak even itu mulai digelar pada 1989, tim yang bermarkas di Cipayung tersebut selalu menembus partai puncak.

Dalam pertandingan kemarin, satu-satunya poin Indonesia disumbangkan pasangan Mohammad Ahsan/Alvent Yulianto di ganda putra. Pasangan dadakan itu berhasil menundukkan ganda pria nomor satu dunia Carsten Mogensen/Mathias Boe dua game langsung. Dalam tiga partai lainnya, Indonesia harus mengakui keunggulan Denmark.

Di partai pertama, ganda campuran Fran Kurniawan/Pia Zebadiah dipaksa menyerah dalam pertarungan tiga game melawan pasangan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen. Sebenarnya permainan ganda campuran nonutama Indonesia tersebut tidak terlalu buruk. Terbukti pada game pertama mereka unggul 21-15.

Namun, memasuki game kedua, mereka kehilangan sentuhan dan sering membuat kesalahan. Imbasnya, mereka harus menyerah dengan skor yang cukup jauh, 11-21. Permainan buruk Fran/Pia kembali terulang pada game ketiga sehingga mereka menyerah dengan skor cukup telak 12-21.

Pada partai kedua, Indonesia lagi-lagi mengulang kegagalan. Simon Santoso yang masih dipercaya tampil, meskipun gagal di partai perempat final, tetap belum mampu menampilkan permainan terbaiknya. Melawan pemain yang usianya sudah berkepala tiga, Peter Gade, Simon ternyata takluk dengan mudah. Dia menyerah relatif mudah, 18-21, 16-21.

Indonesia sempat membuka harapan setelah Ahsan/Alvent menang. Sayang, di partai berikutnya, tunggal wanita Ardianti Firdasari kalah segalanya oleh mantan pemain wanita nomor satu dunia Tine Baun. Firda kalah 13-21, 13-21. Skor 3-1 itu pun secara otomatis membuat pertandingan terakhir di nomor ganda putri tidak perlu dimainkan.

Kegagalan tersebut cukup disesalkan ofisial tim Indonesia. Kekecewaan mendalam terutama ditunjukkan manajer tim Indonesia Hadi Nasri. Tetapi, dia menilai bahwa inilah hasil terbaik yang bisa ditunjukkan anak didiknya.

"Inilah hasil maksimal dari anak-anak. Kami sadar, dengan komposisi pemain yang ada, akan sulit bisa mencapai partai puncak. Tapi, ini sudah sangat baik. kami mengapresisi perjuangan anak-anak," terangnya.

Sementara itu, tim Denmark optimistis menatap final melawan tuan rumah Tiongkok. Mereka yakin, dengan pengalaman yang dimiliki para pemainnya, gelar juara untuk kali pertama bakal bisa direbut.

"Kami punya kekuatan. Tiongkok juga punya kekuatan. Kami mengharapkan bakal bisa meraih sukses. Kami punya pemain-pemain berpengalaman. Saya kira itu berguna dalam pertandingan yang penuh tekanan seperti di final," kata pelatih kepala Denmark Larss Uhre. (*)

2 komentar:

  1. jarang ol ya kmu? :)

    BalasHapus
  2. salam sahabat
    maaf ya dhek mau buka puasa jadi chatnya keputus
    sudah saya follow

    BalasHapus